Sebulan sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Kita
Baru berkenal-kenal
Baru belajar ucap hai
Baru pandai menyapa aku-engkau
Tapi waktu itu aku masih malu-malu
Seminggu sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Kita
Baru menjadi semakin akrab
Baru mula ketawa-sengih seringai
Baru pandai ucap, hai sayang!
Tapi waktu itu engkau sedang sakit-sakit
Sehari sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Kita
Baru mula bersuka-suka, bermanja-manja
Baru pandai memeluk engkau, erat-erat
Baru tahu rasa kasihnya aku pada engkau
Tapi waktu itu engkau cuma senyum saja
Semalam sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Kita
Baru tahu memberi cium di dahi
Baru pertama kali membawa engkau tidur sama
Baru pertama kali nikmati malam berdua
Tapi waktu itu engkau hanya senyap
Sejam sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Kita
Baru saja sama-sama berdua
Baru saja ucap, bangunlah sayang, usah tidur lagi...
Baru saja mengusap dahi engkau
Tapi waktu itu aku sepertinya sudah hilang akal
Seminit sebelum jam dua lima minit petang di hari ini
Aku
Baru saja sudahkan ayat terakhir bacaan Yaasin aku buat engkau
Baru mula hati aku berdegup halilintar
Baru rasa hidup bagai disimbah risau menggila
Tapi waktu itu engkau cuma tercungap-cungap
Setibanya jam dua lima minit petang di hari ini
Engkau
Baru saja tinggalkan aku seorang
Baru saja lepaskan sakit segala engkau dengan tenang
Baru saja pulang kepada Allah
Tapi waktu itu aku semacam mati sama engkau
Sejam selepas jam dua lima minit petang di hari ini
Aku
Baru siap menguburkan engkau
Baru sudah membaca Al-Fatihah buat engkau
Sedang... menyimpan air mata
Tapi waktu itu engkau-aku tidak lagi akan jumpa
Sayang
Engkau sungguh tinggal tulang tanpa makan minum, tanpa tenaga
Aku ini sayang betul pada jasad, hati dan jiwa engkau
Hidup aku hari-hari mendatang bukan lagi yang kita-kita
Dari itu, aku perlu tetap merelakan engkau, sayang
Semoga Allah sentiasa bersama kucing kecil aku
Yang baru saja ucapkan, selamat tinggal sama aku
Jam dua lima minit petang di hari ini
*
P.S Al-Fatihah buat kucing kecil saya tercinta (sebelas julai kosong sembilan)
Saturday, July 11, 2009
Sunday, June 28, 2009
Malam ini tepu kelu sendu
Kau pernah rasa ini?
Yang saatnya engkau tidak paham hati membisik apa
Bila waktunya engkau jadi tidak mengerti apa yang engkau mengertikan
Apa yang engkau rasakan?
Kau pernah rasa ini?
Yang di kesunyian malam penuh desir angin itu
Engkau pelik dengan perasaan hati sendiri
Memberontak atau apa?
Bersedih atau apa?
Logiknya, akal aku bukan seiring dengan hati...
Kau pernah rasa ini?
Saiz jantung engkau mengecil membesar
Kelajuan jantung engkau memecut halilintar
Memori itu aku telah hapuskan lama
Kau pernah rasa ini?
Hati aku kendur hiruk peruk renyuk
Malam ini tepu kelu sendu
Yang saatnya engkau tidak paham hati membisik apa
Bila waktunya engkau jadi tidak mengerti apa yang engkau mengertikan
Apa yang engkau rasakan?
Kau pernah rasa ini?
Yang di kesunyian malam penuh desir angin itu
Engkau pelik dengan perasaan hati sendiri
Memberontak atau apa?
Bersedih atau apa?
Logiknya, akal aku bukan seiring dengan hati...
Kau pernah rasa ini?
Saiz jantung engkau mengecil membesar
Kelajuan jantung engkau memecut halilintar
Memori itu aku telah hapuskan lama
Kau pernah rasa ini?
Hati aku kendur hiruk peruk renyuk
Malam ini tepu kelu sendu
Thursday, April 30, 2009
Manifestasikan hati.
Walaupun malam ini aku keluar makan malam bersama famili
Walaupun malam ini perut aku penuh dengan macam-macam makanan
Walaupun malam ini aku kembung dengan ice-blended segala
Tapi hati aku yang satu ini tetap kosong
Aku ini orangnya yang tidak tahu untuk memperluahkan apa dalam hati pada orang-orang
Kepada kamu-kamu
Kepada teman-teman
Kepada famili sendiri sekali pun
Aku sorok satu perasaan itu dalam-dalam
Henyakkan ia sampai tenggelam
Jari-jari ini saja yang tahu catatkan
Tapi tidak cukup
Namun
Ini saja satunya cara seorang aku cuba manifestasikan hati
Bermonolog di hadapan skrin kotor ini
---
Ah
Lagi-lagi soal hati
Lagi-lagi rindu yang aku reaksikan
:(
Walaupun malam ini perut aku penuh dengan macam-macam makanan
Walaupun malam ini aku kembung dengan ice-blended segala
Tapi hati aku yang satu ini tetap kosong
Aku ini orangnya yang tidak tahu untuk memperluahkan apa dalam hati pada orang-orang
Kepada kamu-kamu
Kepada teman-teman
Kepada famili sendiri sekali pun
Aku sorok satu perasaan itu dalam-dalam
Henyakkan ia sampai tenggelam
Jari-jari ini saja yang tahu catatkan
Tapi tidak cukup
Namun
Ini saja satunya cara seorang aku cuba manifestasikan hati
Bermonolog di hadapan skrin kotor ini
---
Ah
Lagi-lagi soal hati
Lagi-lagi rindu yang aku reaksikan
:(
Friday, April 10, 2009
Terus pikul engkau.
Aku barangkali nampak sepi
Raut muka aku mungkin nampak suram
Dalam sedikit kemurungan aku
Terkepil senyum
Dia itu senyum aku
Yang hari-hariku dipenuhkan dengan dia
Aku terima kasih pada Illahi
Hadiah ini
Dipikul sama aku
Lewat setiap nafas yang aku lepaskan
Semoga engkau terus-terusan memberi hati pada aku.
Raut muka aku mungkin nampak suram
Dalam sedikit kemurungan aku
Terkepil senyum
Dia itu senyum aku
Yang hari-hariku dipenuhkan dengan dia
Aku terima kasih pada Illahi
Hadiah ini
Dipikul sama aku
Lewat setiap nafas yang aku lepaskan
Semoga engkau terus-terusan memberi hati pada aku.
Friday, February 13, 2009
Dua orang.
Siapa sanggup mendengar aku?
Meminjamkan telinga seminit dua
Masalah ini berat bagi aku
Dalam.
Menggeletar pada hujung hati...
// Emilia, bila online, tolong beritahu ya.
Meminjamkan telinga seminit dua
Masalah ini berat bagi aku
Dalam.
Menggeletar pada hujung hati...
// Emilia, bila online, tolong beritahu ya.
Wednesday, February 11, 2009
Pergi nanti.
Kalau aku sakit
Muka kedut-kedut
Jalan bongkok-bongkok
Muka pucat tak berdarah
Raut wajah tak ada seri
Tak apalah...
Aku tak mahu susahkan engkau lagi...
Tiba waktu, aku pergi.
Muka kedut-kedut
Jalan bongkok-bongkok
Muka pucat tak berdarah
Raut wajah tak ada seri
Tak apalah...
Aku tak mahu susahkan engkau lagi...
Tiba waktu, aku pergi.
Tuesday, February 10, 2009
O-kay saja.
Ayat engkau... dalam
Mungkin aku bukan yang seelok-elok
Bukan yang sebagus-bagus
Bukan yang boleh bagi engkau senyum terus-terus
Aku betul sedar diri
Tapi tak apa :)
Aku okay-okay saja.
Mungkin aku bukan yang seelok-elok
Bukan yang sebagus-bagus
Bukan yang boleh bagi engkau senyum terus-terus
Aku betul sedar diri
Tapi tak apa :)
Aku okay-okay saja.
Monday, February 9, 2009
Roket.
You're like a rocket in my mind
That's waiting to define everything about me no one knew
And you stick like a poster on my wall
As if you don't wanna move
(--- Rocket dari Yunalis)
Dia ini bacakan hati aku...
Engkau sering seperti itu
Tidak berganjak jauh seinci pun untuk aku
Bahkan engkau kepilkan lagi senyum engkau itu dihujung setiap kata
:)
That's waiting to define everything about me no one knew
And you stick like a poster on my wall
As if you don't wanna move
(--- Rocket dari Yunalis)
Dia ini bacakan hati aku...
Engkau sering seperti itu
Tidak berganjak jauh seinci pun untuk aku
Bahkan engkau kepilkan lagi senyum engkau itu dihujung setiap kata
:)
Sunday, February 8, 2009
Senyum untuk engkau.
Aku rasa kosong
Bila mata engkau terkerdip jauh dari aku
Bila senyum engkau aku tak terlihatkan
Bila tawa engkau aku tak terdengarkan
Aku ini
Yang buruk rupanya bila tersenyum
Yang comot bila duduk meneman engkau
Yang kusut bila bangun pada paginya
Yang tidak ada apa untuk diistimewakan
Tapi
Seorang aku ini juga-lah
Yang sedang rindukan engkau.
Bila mata engkau terkerdip jauh dari aku
Bila senyum engkau aku tak terlihatkan
Bila tawa engkau aku tak terdengarkan
Aku ini
Yang buruk rupanya bila tersenyum
Yang comot bila duduk meneman engkau
Yang kusut bila bangun pada paginya
Yang tidak ada apa untuk diistimewakan
Tapi
Seorang aku ini juga-lah
Yang sedang rindukan engkau.
Subscribe to:
Posts (Atom)